Senin, 08 April 2013

MPASI Rumahan: RESEP || Hari Minggu, Yuk Stok Persediaan MPASI Ru...

MPASI Rumahan: RESEP || Hari Minggu, Yuk Stok Persediaan MPASI Ru...: Hai Mama Kece! Mumpung hari Minggu, yuk nyetok beberapa masakan yang bisa disimpan hingga seminggu ke depan. Ini ada beberapa resep yang ...

Senin, 25 Maret 2013

teman opisssssssss

Alergi Susu Formula pada Balita

Alergi Susu Formula pada Balita Mar 4, 2013 Posted under: Keluarga, Parenting alergi susu pada balita dan anakApa itu alergi susu pada balita dan bagaimana mengatasinya? Sistem pencernaan balita sangat lemah dan karenanya ia tidak bisa mencerna makanan berat. Ini adalah kenapa banyak bayi yang hanya diberi makan dengan susu. Namun, pada kenyatannya banyak juga balita yang mengkonsumsi susu ternyata malah alergi terhadap susu. Dalam kasus-kasus tertentu, para balita sering menderita alergi susu. Gejala-gejala tidak suka susu sama dengan alergi susu dan karenanya menjadi sulit untuk membedakan antara keduanya. Berikut adalah trik untuk membedakan antara keduanya. Jika, sistem pencernaan bayi terpengaruh, hal ini menunjukkan bahwa ia menderita alergi susu pada balita, sementara jika ia tidak menderita dari segala bentuk masalah pencernaan, maka bayi mungkin menderita intoleransi susu atau tidak suka dengan susu. Jika balita tidak toleran terhadap protein dalam susu, ia dapat menderita alergi susu. Alergi Susu pada balita adalah gangguan yang tidak serius tapi pasti dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada bayi. Dalam kebanyakan kasus, alergi disebabkan oleh susu dingin. Jadi, sangat disarankan untuk memberikan susu hangat pada baluta atau bayi Anda. Selain itu minum susu yang berlebuhan pada sekali pemberian dapat membuat dia menderita alergi yang berbeda. Oleh karena itu, pastikan bahwa Anda memberi makan bayi dalam jumlah kecil meski sering sehingga akan mudah baginya untuk dicerna. Sedikit sedikit tapi sering. Pada beberapa kasus anak, alergi muncul dalam beberapa menit minum susu, sesangkan ada juga yang baru beberapa hari baru muncul efeknya. Variasi waktu tergantung pada sistem kekebalan tubuh dan pencernaan bayi. Gejala alergi susu dapat bervariasi dari anak ke anak dan juga tergantung pada protein dan kandungan lain di dalam susu. Mari kita cek gejala alergi susu berikut ini. Gejala Alergi Susu Balita Tanda-tanda yang paling sering diamati dari alergi susu pada balita adalah diare, kembung, dan muntah. Para bayi juga cenderung menderita sakit perut. Gejala seperti gatal-gatal dan mengi (nafas berbunyi) bisa terjadi. Bayi itu mungkin juga menderita mencret dan tinja mungkin juga mengandung darah pada kasus berat. Mata berair dan hidung meler juga yang biasa diamati beberapa alergi susu gejala balita. Gejala lain yang biasa terlihat dari alergi susu pada anak-anak adalah kram perut. Dalam kasus yang sangat serius, bayi mungkin menderita anafilaksis akibat alergi susu. Ini alergi susu pada balita menyempit saluran udara dan juga pernapasan. Gejala lain dari alergi susu pada anak-anak adalah timbulnya ruam di sekitar mulut. Mengatasi Alergi Susu Balita Segera setelah Anda mengamati bahwa balita yang menderita alergi susu, menghentikan memberinya makan dengan itu. Juga, pastikan bahwa Anda tidak memberi makan bayi dengan produk makanan lain yang mengandung susu di dalamnya. Anda dapat memilih untuk pengganti lain seperti susu kambing, susu kedelai, susu gandum, susu beras, susu almond, dll atau Anda dapat meminta dokter anak untuk saran untuk hal yang sama. Menurut penelitian, hampir 3% dari balita menderita alergi susu. Jadi jika Anda mengamati gejala-gejala yang disebutkan di atas dari alergi susu pada balita, segera bawa dia ke dokter anak. Namun kasus ini umumnya adalah mereka yang mengkonsumsi susu dari sapi. Berbeda jika balita minum susu kambing yang jarang sekali menimbulkan alergi. Hal itu dikarenakan susu kambing memiliki konsentrat dan kandungan gizi yang hampir setara dengan ASI. Referensi Pencarian : alergi susu, susu formula untuk bayi alergi, alergi susu pada bayi, solusi mengatasi bayi yang alergi dg susu formula, solusi alergi susu kaleng/balita com, alergi muntah dalam pemberian susu formula pada bayi, ruam pada baby akibat alergi susu, menghilangkan alergi susu sapi pada bayi, mengapa baby tidak suka makanan yang mengandung susu, susu almond untuk ba Read more: http://kaumhawa.com/alergi-susu-formula-pada-balita/#ixzz2Ocrt1oWT

Selasa, 21 Februari 2012

Jika Si Prasekolah Masih Takut Suara Keras

Jangan menganggap enteng masalah ini karena si kecil bisa menjadi trauma bahkan fobia.
Ketika mendengar bunyi helikopter yang terbang rendah, anak-anak yang melihatnya segera melambaikan tangan sambil berteriak kegirangan. Namun tidak demikian dengan Remy (5). Ia malah ketakutan dan segera lari bersembunyi. Remy memang terkenal sebagai anak yang selalu takut setiap mendengar bunyi keras.
Setiap orang, entah itu anak-anak atau dewasa, pasti memiliki rasa takut dan itu merupakan ungkapan emosi yang wajar. Akan tetapi, kata Dra. Tiwin Herman M.Psi. , kalau di usia prasekolah anak masih takut dengan suara keras berarti ada yang tidak wajar. Kenapa? Karena sebenarnya di usia 0-18 bulan anak mestinya sudah mengenal berbagai suara, termasuk yang berbunyi keras. "Jadi kalau sampai usia prasekolah masih takut dengan suara keras tentunya telah terjadi sesuatu pada anak itu," simpul psikolog dari biro konsultasi Psiko Utama, Jakarta.
SUARA YANG MEMBUAT TAKUT
Rasa takut pada diri anak bisa tampak dari reaksi atau gejala yang timbul, misalnya menangis, menjerit, mengeluarkan keringat dingin atau bahkan lari bersembunyi. Apa sajakah suara-suara yang sewajarnya membuat anak-anak takut?
1. Suara mesin seperti motor, helikopter, kereta api, pesawat, dan sebagainya.
Awalnya mungkin anak terkejut ketika mendengar bunyi mesin yang begitu keras. Saking kagetnya, anak spontan menjerit. Saat yang bersamaan, sesuatu yang mengeluarkan suara keras itu ternyata juga bergerak, seperti motor atau kereta api. Akibat kaget plus takut ditabrak, si anak jadinya lari tunggang-langgang bersembunyi. Jika tak segera ditangani ketakutan si kecil bisa semakin parah; saat mendengar suara mesin motor yang sedang dipanaskan saja ia sudah takut padahal kendaraan roda dua itu diam di tempat.
2. Suara petir
Petir atau halilintar dengan suaranya yang menggelegar adalah fenomena alam yang memang menakutkan. Tak salah kalau anak terkejut dan takut petir. Apalagi, jika secara tak sengaja dia melihat kilatan petir yang tiba-tiba dengan suara yang memekakkan telinga. Masalahnya, kalau kemudian cuaca mendung atau hujan saja sudah membuat si prasekolah ketakutan. Belum-belum ia sudah menutup telinga rapat-rapat, memejamkan mata dan bersembunyi, takut kalau-kalau muncul suara petir yang menggelegar itu.
3. Suara bentakan
Anak prasekolah sudah tahu bahwa sikap marah biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi atau bentakan. Lantaran itu, menurut Tiwin, bisa jadi ketakutan anak bukan saja disebabkan suara bentakan yang keras tetapi anak tahu bahwa bentakan berarti dia kena marah. Persoalan bisa muncul, kalau yang membentak orang lain yang tak ada ikatan batin dengan si anak, maka tingkat ketakutannya akan lebih tinggi dibandingkan bentakan orang tuanya.
4. Takut suara binatang
Sejumlah anak juga takut terhadap suara keras binatang, misalnya gonggongan anjing. Si prasekolah tidak saja takut karena suara anjing yang begitu mengagetkan tapi mungkin pernah menyaksikan dengan mata kepala sendiri ada orang yang digigit anjing. Atau mungkin ia sendiri pernah digonggong anjing bertaring besar dan tajam atau malah dikejar-kejar binatang ini. Jadi, setiap mendengar gonggongan anjing, otomatis anak ketakutan.
RAGAM PENYEBAB
Lalu, kalau memang di usia 4-5 tahun ternyata anak masih takut mendengar suara-suara keras, apa yang menjadi penyebabnya?
1. pengalaman buruk
Pengalaman buruk biasanya membekas dalam benak anak. Misalnya, pernah hampir terserempet motor yang sedang ngebut , tak sengaja melihat kilatan petir, atau pernah dibentak oleh ayah/ibunya. Tentunya, pengalaman yang tidak mengenakkan seperti ini membuat anak selalu ketakutan begitu mendengar suara keras mesin motor, kilatan petir, bentakan ayah/ibu, dan sebagainya. Dia merasa terancam jika mendengar suara-suara keras itu.
2. ditakut-takuti
Ketakutan anak terhadap suara keras biasanya juga muncul karena selalu ditakut-takuti. Misalnya, "Awas, jangan main di luar nanti dikejar anjing! Jangan ke sana nanti ketabrak motor!" Nah, karena anak ditakut-takuti seperti itu akibatnya dia selalu merasa tidak nyaman dan selalu merasa takut.
3. imajinasi/khayalan
Di usia prasekolah, daya imajinasi anak makin berkembang. Si anak berimajinasi, seolah-olah benda atau sesuatu yang mengeluarkan suara keras itu akan membuat dirinya celaka. "Wah, jangan-jangan helikopter yang terbang rendah itu akan jatuh nih!"
TRAUMA DAN FOBIA
Jika ketakutan anak terhadap suara keras tak segera ditangani, kemungkinan ia akan mengalami trauma. Si prasekolah akan mudah cemas dan selalu khawatir berlebihan jika mendengar suara keras. Bahkan tidak tertutup kemungkinan ketakutannya bisa berkembang menjadi fobia. Fobia adalah perasaan takut yang berlebihan terhadap suatu situasi atau keadaan yang sebetulnya bagi kebanyakan orang tidak cukup menimbulkan rasa takut. Gejala fobia antara lain menjerit histeris, bersikap sangat ketakutan, keluar keringat dingin, sakit kepala, dan bersembunyi. Si anak sendiri sebenarnya menyadari perasaan takutnya tak cukup beralasan. Namun, dia sulit mengendalikan perasaan takutnya.
Trauma dan fobia, sebagai gangguan psikologis, perlu segera ditangani karena bisa menjadi penghambat hidup si kecil. Aktivitas sehari-hari akan dijalaninya dengan perasaan tercekam dan terancam. Seluruh proses belajar dan bermain di "sekolah" pun akan berlangsung tidak nyaman. Akhirnya, jiwanya juga tak akan berkembang. Untuk menghilangkan trauma dan fobia tentunya dibutuhkan proses dan latihan yang berkesinambungan. Proses ini tentu tidak semudah membalik telapak tangan, melainkan butuh waktu yang cukup panjang tergantung tingkat trauma atau fobia yang dialaminya.
ATASI RASA TAKUT
Orang tua jangan berharap rasa takut anak dapat hilang dengan sendirinya. Sayangnya, orang tua kadang bersikap menyederhanakan permasalahan. Anak dianggap akan mengerti dengan sendirinya atau ayah dan ibu menilai dengan menonton televisi, anak akan memahami segala sesuatunya. "Padahal tak cukup sekadar itu. Pemahaman mereka masih sangat sederhana," tutur Tiwin . Berikut ini upaya yang bisa dilakukan orang tua untuk mengatasi rasa takut yang dialami anak:
1. Kenali sumber rasa takut anak lalu atasi
Ajak anak berdialog untuk menelusuri penyebab rasa takutnya. Apa yang ia takutkan dan mengapa ia bisa sampai takut. Agar dialog bisa berjalan, gunakan kalimat-kalimat sederhana yang dimengerti si kecil. Bila ia selalu bersembunyi saat mendengar motor dinyalakan, tanyakan padanya, "Adik takut dengan suara motor itu ya?" Lalu jelaskan bahwa motor itu tidak akan menabraknya. Tunjukkan "cara kerja" mesinnya agar ia tahu mengapa suara motor bisa begitu keras. Ajak ia mendekati motor lalu kenalkan. Setelah anak mau mendekat, naikkan gasnya perlahan agar suaranya makin keras, lalu turunkan kembali. Dengan begitu, anak menyadari bahwa sebenarnya motor tersebut bisa juga bersuara pelan dan tidak menyakitinya.
Untuk anak yang takut gonggongan anjing, misalnya, biarkan dia menyaksikan sendiri bahwa anjing tak selalu menggonggong dengan keras. Anjing menggonggong tidak selalu bermaksud hendak menggigit. Perlihatkan film tentang persahabatan atau kerja sama manusia dengan anjing. Sedikit-sedikit anak akan mengerti anjing tidak selalu menggigit tetapi malah bisa dijadikan teman. Suara gonggongan yang keras itu hanyalah ciri khas anjing, jadi tak perlu ditakuti betul.
Jika anak takut pada suara keras dari pesawat, mulailah dengan gambar-gambar atau mainan pesawat. Bisa juga dengan pesawat rakitan untuk anak yang dapat dibongkar pasang agar anak mengenali bentuk dan kegunaan pesawat. Diharapkan anak pun jadi tidak takut pada suara pesawat yang kadang mengagetkan. Dengan mengenali sumber ketakutannya diharapkan anak mengembangkan pemahaman dari sudut pandangnya, bahwa objek yang ditakutinya tidaklah mengancam serta tidak berbahaya.
2. Berikan penjelasan
Kemampuan kognitif anak usia prasekolah sudah semakin berkembang. Tak ada salahnya orang tua memberikan penjelasan yang lengkap tentang sesuatu yang membuatnya merasa takut. Kurangnya pengetahuan dapat membuat anak takut pada sesuatu yang belum dikenalnya. Misalnya, jelaskan informasi tentang peristiwa terjadinya petir.
Banyak buku yang dikemas menarik dan mudah dipahami anak usia prasekolah tentang fenomena alam sehingga bisa membantu pemahamannya. Jelaskan, petir hanya akan menyambar permukaan yang paling tinggi di suatu tempat. Jadi anak tak perlu takut berlebihan jika ada petir karena rumah masih lebih rendah dibandingkan gedung. Jangan memberikan informasi yang salah, misalnya menjelaskan petir merupakan suara kemarahan raksasa di langit. "Sudah enggak zamannya lagi membohongi anak seperti itu. Terangkan saja bagaimana kejadiannya sehingga pengetahuan anak juga bertambah."
3. Ciptakan rasa aman dan nyaman
Kalau secara tiba-tiba anak mendengar suara petir, berikan perlindungan. Buatlah anak merasa aman dan nyaman, misalnya dengan cara mendekapnya. Tujuannya agar anak merasa tenang dan tidak takut lagi. Ciptakan juga lingkungan yang menyenangkan supaya ketakutannya perlahan-lahan terangkat. Jadi hindari kalimat yang menakuti-nakuti, seperti "Jangan main ke luar nanti disambar petir lo!" atau, "Kalau kamu lari-larian di jalan nanti digigit anjing lo!"
4. Jangan memberi label penakut
Memberikan julukan anak sebagai "si pengecut" atau "si penakut" tidak akan memecahkan masalah, malah masalahnya akan semakin parah. Sama jika orang tua selalu meremehkan ketakutannya dan menertawakan dan mengolok-oloknya. "Ayo tutup kupingnya, kalau tidak disambar petir, lo," contohnya.
5. Introspeksi diri
Jangan-jangan selama ini kita selalu marah-marah atau sering main bentak. Pola asuh seperti itu akan membuat anak selalu takut kala mendengar bentakan karena ia tahu bentakan berarti juga kemarahan orang tuanya.
Hilman

Senin, 20 Desember 2010

dikutip dr milis sehat by


TIPS

Membuat Anak Tangguh di Era Digital:

1. Hadirkan Alloh/Tuhan didalam diri anak.
Ajarkan untuk selalu ingat Alloh, taat kepadaNYA dari kecil. Hindari:
Jangan sampai kamu hamil ya, Bikin malu keluarga! Bapak / Ibu
malu!!!---> Salah Besar. Ajarkan bahwa, dimanapun dia berada, Alloh
tau apa yang dia perbuat!

2. Perbaiki pola pengasuhan/parenting.
Libatkan kedua-belah pihak. Jangan jadi ortu yang abai bin pingsan!


3. Validasi anak : penerimaan, pengakuan dan Pujian
Jangan jadikan anak anda, anak yang BLASTED! Boringg --> Lazzy --> Stressed!!

4. Mandiri & Bertanggung jawab kepada ALLOH, diri sendiri, keluarga &
masyarakat.

5. Memberikan fasilitas pada anak harus dengan landasan dan
persyaratan agama yang jelas

6. Mempunyai MODEL yang baik dan benar


KOMIK

• Cek bacaan anak

• Baca dulu sebelum membeli

• Secara Berkala periksa meja belajar/lemari/kolong tempat tidur .
Notes: JANGAN SAMPAI KETAHUAN ANAK!!

• Kenalkan anak pada berbagai jenis bacaan

• Diskusikan bacaan dengan anak


GAMES

• Perhatikan letak computer/media video games di rumah

• Perhatikan jarak antara mata anak/ruang cukup pencahayaan , layar
tidak terlalu terang

• Pilihkan meja & kursi yang ergonomis

• Buat kesepakatan dengan anak tentang:
o Berapa dalam seminggu
o Kapan waktu yang tepat
o Games apa yg boleh dimainkan
o Sanksi apa yang diberlakukan , jika melanggar

• Dampingi anak dalam membeli games dan cek selalu rating Games dalam
kemasan games.

Banyak video games ber-rating AO (Adult Only) atau M (mature) yang
dibajak dengan rating ESRB (Entertainment Software Rating Board,
sebuah lembaga pemberi rating untuk games hiburan) diubah menjadi
Teen, seperti GTA San Andreas, Mass Effect, Gta IV dsb.

Notes:
Marak video game kekerasan yang menampilkan secara gamblang adegan
seksual di tengah-tengah video gamenya seperti GTA: San Andreas dan
Mass Effect. GTA: San Andreas mendapatkan kecaman keras dari banyak
kalangan dunia seperti Jack Thompson dan Hillary Clinton, sehingga
memaksa produsennya mengganti rating ESRBnya menjadi AO (awalnya M
(Mature)). Hal ini mengakibatkan profitnya turun hingga $28.8 juta.

Pada tanggal 20 Oktober 2003, Aaron Hamel dan Kimberly Bede menjadi
korban penembakan yang dilakukan oleh 2 remaja, William dan Josh
Buckner, karena keduanya terinspirasi setelah memainkan GTA:III.
Akibat kejadian tersebut Aaron meninggal dunia, sedangkan Kimberley
mengalami luka parah.


TV

• Atur jam menonton TV

o No TV dibawah 2 thun
o 5-7 tahun paling lama menonton TV: 2 jam/hari

• Kenalkan dan diskusikan ttg program TV yang baik dan buruk

• Perhatikan jarak menonton


INTERNET

• Perhatikan letak computer : tidak menghadap dinding

• Lakukan filterisasi terhadap situs porno (pasang alat pemblokir situs porno)

• Buat Kesepakatan tentang waktu bermain internet

• Secara berkala, cek situs apa saja yang telah dibuka anak di computer


IKHTIAR TERAKHIR

1. Perbanyak mendengarkan perasaan. GUNAKAN 2 TELINGA lebih sering
daripada satu MULUT

2. Orang tua harus TTS = TEGAS, TEGAR, SABAR

3. Meningkatkan diri dengan berbagai macam pengetahuan (Seminar,
pelatihan, buku parenting dan agama)

4. Setelah semua upaya ---> DOA


Jujur, pas pada saat mengikuti seminar tsb, beberapa kali, saya
menitik-kan airmata - mbrebes mili. Betapa saya merinding hebat dan
pengen segera pulang memeluk anak-anak saya..

Semoga saya bukan salah satu orangtua yg pingsan ituu...

Semoga anak2 saya (kita), menjadi anak2 yang sholeh dan selalu dilindungi oleh
Yang Maha Kuasa

Amin...aminn..Ya robbal alamin...


Mohon maaf jika kurang berkenan...



--
Dina Kurniasari
"Semoga semua bayi di dunia mendapat ASI dari ibunya"